Tuesday, November 23, 2010

About finding a job..

Pada kenyataannya, memilih pekerjaan nggak semudah yang dibayangkan. Dulu waktu kecil, kalau ditanya nanti udah gede mau jadi apa, dengan mudahnya kita jawab, “Mau jadi dokter/pilot/astronot”. Pas udah mau kuliah, cita-cita itu disaring lagi, mampu nggak sekolah untuk jadi dokter atau astronot ?? Ya mampu otaknya, ya mampu dananya.. Apa jurusan pilihan saya mendapat dukungan orang tua?? Pas udah lulus kuliah trus mau cari kerja, cita-cita itu lagi-lagi disaring.. Kalau jadi dokter atau astronot, cukup nggak penghasilannya untuk membiayai hidup saya?? Bagaimana prospeknya di job market saat ini?? Apa mau menetap dengan profesi yang sesuai dengan latar belakang pendidikan, atau explore profesi lainnya yang lebih sesuai hobi atau passion kita?? Apa pekerjaan itu membuat saya bahagia dan puas?? Apa saya harus memprioritaskan gaji yang besar atau pengalaman kerja yang baik?? Well, well, like I said, it’s not that easy, right...

Bagaimana dengan saya sendiri?? Sampai saat ini udah ada beberapa lamaran yang direspon dengan panggilan untuk psikotes dan interview (thank God hehehe).. Mungkin karena baru pengalaman pertama interview kerja kali yah, jadi berasanya agak2 horor, bingung, tapi juga excited =b The funny thing is, when you’re being interviewed you try to show your best qualities. I’m highly motivated person, I’m a team work person, I can work under pressure, blablabla.. Bagaimana dengan kekurangan kita?? dikubur sedalam-dalamnya biar nggak ada yang tau.. Off course, dalam prakteknya, saya juga melakukan itu. I did try to impress them. I did. But, the most important thing is, jangan sampe kita menjadi orang lain dalam wawancara tersebut. Jangan mengatakan sesuatu yang tidak bisa kita tepati. Jangan membual. Focus on our positive quality, but don’t make a lie about it. Just be yourself.. Tell them the truth about your hopes and motivations, apa yang ingin dicapai, apa yang kita inginkan dari perusahaan tersebut. You know, I know zero about job world. I barely have any experience in this world. But one thing I know for sure, I want to work for a company that can accept me for who I am =)

Well, dengan segala kebingungan dan kehororan menghadapi proses interview kerja, I must say that I do enjpy some of it. I like the part where your ability is being tested. And also I like the part where the questions they gave can make you realize more of who you really are. Eerr..I just hope, semoga segala sesuatu berjalan lancer =) Amin..

P.S.: untuk teman-teman psikologi yang lagi asyik ngelamar2 juga, selamat berjuang, teman!!

Thursday, October 28, 2010

Setelah semua itu berakhir...

Semua itu apa? Semua kerja keras keras, ketar-ketir, dan perjuangan selama pembuatan skripsi =) Jadi tepat hari Rabu tanggal 20 Oktober 2010, saya dinyatakan lulus sidang skripsi. Memang belum yudisium, yang berarti belum sah menyandang gelar sarjana, tapi pas penguji bilang,”Anda dinyatakan lulus..”, rasanya ada beban 1000kg diangkat dari pundak ini (oke, sedikit lebai hehehe). Jadi sekarang tinggal fokus mengerjakan revisi (yang segambreng), dan minta tanda tangan panitia ujian untuk mengesahkan skripsi saya. Sungguh kerja keras yang berbuah manis, ahhh...

Dari sekian ribu kata-kata yang saya tulis di dalam skripsi saya, ada satu kalimat yang sungguh mengena untuk saya. Kata-kata tersebut ditulis di bagian kata pengantar (yang biasanya tidak dibaca orang) dan berbunyi Seluruh skripsi ini adalah sepenuhnya tanggung jawab penulis” . Delapan kata yang mengandung makna yang sangat dalam, bahwa segala sesuatu yang ditulis di dalam skripsi tersebut harus dapat saya pertanggung jawabkan secara ilmiah. Bahwa kalo ditanya, “Kenapa pake teori A, bukan teori B aja?”, kita nggak bisa jawab “Karena disuruh pembimbing” atau “Karena saya cuman taunya yang itu, Pak/Bu.” Kenapa mengena? Karena kata-kata tersebut seringkali terlupakan begitu saja, dan dalam proses pembuatannya pun, kita seringkali asal pake teori ini, asal pake metode ini, yang penting mudah dan cepat selesai. Nah, tinggal pas sidang kebingungan deh cari ‘alasan ilmiah’-nya hehehe...

Dan ini adalah tampang-tampang bahagia setelah dinyatakan lulus..


Tuesday, October 5, 2010

I say..

They say, the person that can make you happy is the one that love you the most. They say, it's your partner, your soulmate. I SAY, that's true. But.. That person also have the biggest chance to make you disappointed, sad, angry, etc. Why? Karena kita punya kecenderungan untuk berharap terlalu banyak pada orang itu. Too much expectation, that can really kill you slowly, my friend..

Sunday, October 3, 2010

unique or weird??

Kata orang, setiap dari kita adalah ciptaan yang unik. Each of us has our own characteristic that makes us different from other people. For example, me. Saya punya beberapa kebiasaan, yang mungkin akan terdengar aneh atau bahkan sulit dimengerti oleh orang lain.

My number 1 (and the most ultimate) weird habit is not actually habit. It’s more like a trait, I think. Saya adalah orang yang moody. Moody dalam kasus saya bukan berarti mood saya sering berubah-ubah oleh berbagai peristiwa yang terjadi sehari-hari. Mood saya hanya dipengaruhi oleh cuaca. Kalau pagi-pagi saya bangun tidur dan langit sudah gelap, seketika itu juga semangat saya untuk menjalani hari tersebut turun begitu saja. Saya menjadi ogah-ogahan, tidak bersemangat, dan merasa tidak ada harapan lagi (ah lebaiii hahaha). Sebaliknya, kalau pagi-pagi saya sudah ‘disambut’ dengan teriknya sinar matahari, rasanya hari menjadi lebih ringan, dan pastinya muncul semangat yang positif untuk menjalani hari tersebut.

I love sunshine. I hate rain. Rain ruins my perfect day.

Dulu (sekarang sih sudah tidak pernah lagi hehehe) saya bahkan pernah meng-cancel murid saya untuk les piano karena di luar sedang turun hujan. Ajaib, eh? Kadang-kadang saya merasa pengaruh hujan dalam diri saya sungguh hebat, sampai-sampai membuat saya menunda pekerjaan, tidak keluar rumah seharian, seolah-olah ‘awan kesuraman’ meliputi diri saya sepenuhnya. Seperti sekarang ini, tadinya saya berencana untuk menyiapkan slide power point untuk presentasi sidang skripsi saya, tapi karena sedang turun hujan, batal sudah rencana tersebut (bukan karena males lho hehehe).

Sebenarnya saya tidak pernah berpikir bahwa hal ini merupakan sesuatu yang ‘aneh’ atau setidaknya ‘tidak biasa’, karena sebenarnya kalau kita mau mencari alasan logisnya, hal ini cukup masuk akal. Pertama, kalau hujan pasti becek, dan bisa membuat sepatu menjadi kotor. Belum lagi, kendaraan saya sehari-hari adalah angkot. Hai pengguna angkot di luar sana, kalian pasti setuju dengan saya, ribet banget kan kalau harus naik turun bus kota pas turun hujan??!! Harus basah-basahan, kena ciprat sama pengendara yang agak kurang aware dengan sekitar, jalan juga mesti hati-hati karena takut kepleset, belum lagi kalau angkotnya ‘hujan’ juga (alias bocor).. Kedua, hujan membuat barang bawaan saya menjadi tambah banyak. Bawa payung, kadang bawa jaket (karena kalau hujan udara menjadi agak dingin), bawa sandal jepit (karena nggak rela warna sepatunya jadi serupa dengan warna tanah), dll.

Tapi kemudian saya berpikir lagi, musim hujan di Indonesia hampir 6 bulan lamanya, dan selama itu pula apa jadinya mood saya?? Masa harus merasa down setiap hari? Lagipula, saya terlahir di negeri tropis ini, berarti sudah 22 tahun saya mengalami musim hujan. Mestinya saya sudah terbiasa dengan hujan, right??


Every person is unique in their own way. But in my case, maybe I am a weirdo hahahaha =b


Salam,


natalie_ijonk

Thursday, September 30, 2010

kacang lupa kulitnya

Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang dan berliku (ciieeellah..), pada desember 2009 saya akhirnya lulus interview untuk menjadi guru di sekolah musik tempat saya dulu belajar. FYI, saya belajar musik klasik untuk instrumen piano sejak saya berusia 6 tahun. Puji Tuhan, saya memiliki guru piano yang luar biasa berdedikasi pada murid-muridnya, sehingga karena beliau-lah saya masih berkecimpung di dunia musik sampai saat ini. Sampai saya telah menjadi guru pun, saya masih sering ‘berguru’ pada beliau, karena toh yang namanya belajar tidak akan pernah ada habisnya, am I right? =)

Ceritanya, karena masa-masa persiapan menuju ujian interview tersebut sungguh melelahkan dan menguras tenaga, jadi-lah ketika saya sudah lulus, saya ‘balas dendam’. Ha! Saya stop dulu main piano, dan leha-leha hahaha =b Artinya, kalau dulu menghabiskan berjam-jam di depan piano, sekarang waktu yang berjam-jam tersebut saya gunakan untuk hal lain, misalnya untuk ke mal, jalan-jalan, baca novel, nonton dvd, dll. Pokoknya, piano saya lupakan dulu sejenak. Nggak terasa, sudah hampir 10 bulan lamanya saya ‘meninggalkan’ piano saya. Ya ada sih, beberapa kali main, itu pun cuma ingin mencoba lagu-lagu yang hendak diberikan kepada murid. Nggak ada yang bener-bener belajar lagu baru yang level kesulitannya ‘cukup sulit’.

Nah, kemarin saya menemukan ‘titik balik’ saya. Jadi, kemarin saya ‘bertandang’ ke ruangan sebelah (di sekolah musik saya, ruang kelas dibagi menjadi beberapa ruangan kecil yang saling bersebelahan). Kita sebut saja teman saya sebagai Ibu P. Ibu P ini sedang mengajar seorang murid yang memang sudah terkenal sebagai anak berbakat di sekolah musik saya. Ibu P berkata, “ Sini Nat, liat murid gua main. Anaknya musikal banget.” Waktu itu ia memainkan Nocturne(lupa nomornya) karya musisi Prancis, Poulenc. Lagunya sangat manis dan mengalun, karena memang anak tersebut membawakannya dengan sangat musikal. Ckckckck padahal anaknya baru usia SMA! Dalam hati,
perasaan dulu pas gua SMA, kaga pernah deh dikasih lagu yang manis begitu. Selalu dikasihnya lagu yang berisik gonjrang-gonjreng, soalnya gua selalu dikomennya, “Mana feeling-nya? Ini mainnya kurang pembawaan!” Saking seringnya gua dibilang begitu, sampe gua pengen jawabin, “Emang feeling berapa duit sekilo??”.

So, sepulang dari ngajar, saya dipenuhi dengan semangat baru untuk main piano kembali. Saya membuka koleksi lagu-lagu lama yang dulu pernah saya mainkan, misalnya seperti Impromtu op. 90 no. 2 karya Schubert. I used to play this song a long time ago, maybe when I was in junior high school. Setelah mencoba-coba main kembali, ehh kok ngggak bisa?! Uuurrggh!! I’m totally frustrated. I know thing song, and I can (usually) play this song. But it turns out that I cannot play it any longer. Pada saat itu lah, saya mikir.. Saya ini kacang yang lupa akan kulitnya. Mentang-mentang udah jadi guru, bukan berarti stop latihan kan? Malah mestinya kita terus 'up grade' teknik permainan kita, biar nggak kalah sama murid-murid kita hehehe..

The lesson for today: terus berlatih (dan menjadi semakin baik)!! =)


Tuesday, September 28, 2010

my next step

Hello, bloggies! =b

Sudah lama juga tidak menulis di blog ini lagi… Belakangan ini, kesibukkan saya masih seputar kampus, lebih tepatnya dalam menyelesaikan skripsi saya. Rencananya, dalam 3 minggu ke depan, saya akan segera sidang skripsi. Mohon doanya biar sidangnya lancar, sukses, dan lulus yahhhhhhh… Padahal saya bukan termasuk orang yang pencemas, tapi entah mengapa kalau sudah menyangkut masalah ujian (terutama ujian lisan), saya agak2 parno gimana gittuuu.. Untungnya, saya mendaftar sidang skripsi ini bareng-bareng dengan my best friend, NM, sehingga agak2 berkurang deh kecemasannya. Semoga kita bisa lulus bareng yah temannnnn =) AMIN!

Btw.. Selain ngejelimet dengan urusan skripsi, pikiran saya belakangan ini lagi ‘dihantui’ oleh satu pertanyaan besar, yang biasanya hinggap pada orang-orang yang baru lulus : MAU NGAPAIN ABIS LULUS? Meskipun saya sekarang belum lulus, yahhh anggap saja saya cukup pede untuk mengatakan bahwa saya yakin lulus hehehe.. Sebenarnya saya tahu, jawaban normalnya cuma satu : KERJA. Atau, bagi sebagian perempuan, jawabannya : MENIKAH. Atau, ada lagi pilihan jawaban ketiga : NGANGGUR hihihihi ;p Tapi, sudah pasti, saya akan memilih jawaban yang pertama. Nah masalahnya, muncul lagi pertanyaan berikutnya : KERJA APA? Teman-teman saya yang baru lulus mayoritas bekerja di perusahaan sebagai HRD. Sebenernya pun, saat ini saya sudah magang di sebuah perusahaan di daerah Kuningan, Jakarta Selatan. Hanya sajaaaaaa… Saya tidak terlalu suka tipe pekerjaan rutin di belakang meja. Saya adalah ‘orang lapangan’. Saya suka bersentuhan langsung dengan orang-orang, dengan sumber masalahnya.

Sebagaimana yang telah saya tulis dalam entry sebelumnya, sejak satu tahun yang lalu saya sudah bekerja sebagai guru musik di salah satu tempat kursus musik di Jakarta. Saya mengajar praktek piano dan kelas teori musik untuk anak-anak. Kontrak pertama saya berakhir bulan Desember tahun ini, sehingga saya pun kembali bertanya-tanya : MAU PERPANJANG KONTRAK NGAJAR APA NGGAK? Sebenarnya bisa saja saya mengajar full-time, gajinya pun lumayan (kalau dibandingkan dengan gaji fresh graduate). Tapi konsekuensinya, saya menyia-nyiakan gelar sarjana saya… Sungguh dilematis! Saya punya satu teman lulusan psikologi yang sampai saat ini hanya bekerja sebagai guru les anak-anak SD. Mirisnya, kebanyakan orang akan memandang bahwa dia ‘tidak kerja’ atau ‘belum kerja’, melainkan ‘hanya ngajar’. Seolah-olah, mengajar itu bukan pekerjaan. Atau, apakah definisi bekerja yang sebenarnya adalah yang sesuai dengan latar belakang pendidikan kita???

Mengenai pilihan jawaban yang kedua, yaitu menikah, sama sekali belum terpikir oleh saya untuk menikah dalam usia saya yang (menurut saya) masih sangat muda. Memang sudah ada beberapa teman yang telah menikah (dan saya sungguh menghargai pilihan mereka, juga mendoakan agar mereka bisa hidup bahagia), namun saya berpendapat bahwa : belum saatnya settle down di usia 20-an. Saya masih ingin merasakan hidup. Saya masih ingin jumpalitan cari duit biar bisa mewujudkan mimpi-mimpi saya yang belum sempat direalisasikan. Saya masih ingin hidup bebas...

Salam,

natalie_ijonk

Friday, July 9, 2010

cerita tentang si tompel















Haiiii semua =)

Sudah lama tidak bersua hehe.. Di entry kali ini saya cuma ingin meng-info-kan bahwa saya sudah mengganti alamat blog saya menjadi www.kucingku-sitompel.blogspot.com..

Kenapa diganti? Hmmm..
Pertama, karena udah bosen sama alamat yang lama! hehe..
Kedua, ini merupakan bentuk pengabadian terakhir untuk kucing saya (alm.) yang meninggal beberapa bulan yang lalu (kayaknya sih sekitar bulan Mei deh meninggalnya).
Walaupun sebenernya si tompel adalah kucing papa saya (dan saya tidak terlalu attached dengan dia), tapi harus saya akui tompel sangat lucu (dan NDUT! hehehe). Dengan bulunya yang berwarna hitam putih belang-belang, dengan tompel hitam di hidungnya; tompel sudah bertahun-tahun menjadi 'bagian' dari hidup kita semua, dan sudah sering membawa tawa dalam hari-hari kita =) Sekarang ini tinggal anak-anak dan cucu-cucunya tompel yang masih ada. Udah nggak jelas juga yang mana anak, yang mana cucu, karena si tompel ini rajin bener melahirkan hehehe

So, selama jalan tompel.. Semoga bahagia di surga (pastinya di sana nggak ada lagi yang gangguin pas tidur, kilikin kupingnya, dll. hehehe ) =)

Tuesday, March 30, 2010

some people from the street part 2

Mungkin kalian bertanya-tanya, kenapa saya suka sekali menulis tentang orang-orang yang saya temui di jalanan? Karena saya adalah anak jalanan. Not literally 'anak jalanan', tapi sudah tak terhitung lagi jumlah waktu yang saya habiskan di jalanan, sekedar untuk berpindah dari tempat A ke tempat B. Dan ‘jalanan’ yang saya maksudkan di sini adalah bukan dengan mobil atau motor pribadi, tapi dengan kendaraan angkot. Sehari-harinya, angkot adalah mobil pribadi saya. Ngajar ya naek angkot, ke kampus ya naek angkot, pokoknya tiada hari tanpa naek angkot…

Untuk kalian yang juga pengguna angkot, kalian pasti tahu bahwa orang yang paling sering ditemui, bahkan nyaris dapat ditemui setiap kali naek angkot adalah pengamen (selain bapak supir dan kenek, tentunya hehe). Sebenarnya saya tidak terganggu dengan kehadiran para pengamen ini, toh mereka hanya sekedar numpang cari uang dengan menyanyi atau membaca puisi. Yang nyebelin adalah orang-orang yang secara paksa meminta uang kita, biasanya dengan kata-kata “lebih baik saya meminta daripada saya menodong atau mencuri bapak/ibu”, atau ya langsung dengan mengeluarkan senjata tajamnya (beneran lho, pernah saya alami).

Salah satu alasan mengapa saya tidak terganggu dengan kehadiran para pengamen adalah, menurut saya, para pengamen ini cukup bermanfaat bagi saya. Bermanfaat dalam hal apa? Bermanfaat dalam mensosialisasikan hits-hits dari para band tanah air ;p hehehe Salah satu contohnya adalah si ‘pengamen ST12’. Ceritanya, beberapa waktu yang lalu, pas lagi ngetren-ngetrennya lagu Puspa milik ST12, saya naek angkot menuju daerah Sudirman. Datanglah pengamen ini, seorang laki-laki usia 20-an dengan topi dan gitarnya. Kita sebut saja A. Untuk ukuran pengamen, menurut saya A berpenampilan agak rapi, dengan jins (meskipun kumel) dan kaus berkerah putih (agak2 kumel juga). Nah, A ini menyanyikan lagu Puspa tersebut, yang pada waktu itu, saya tidak tahu bahwa lagu itu adalah sebuah hits dari band ST12 *ya ampuuuunnn, kemana ajee?? Hehehe* Tidak seperti pengamen lainnya yang menyanyi dengan ekspresi datar, atau dengan pitch control yang buruk, A cukup okelahhh. Nadanya kena, bahkan A menyanyi sambil menggoyangkan badannya mengikuti irama. Dalam hati saya, oke juga nih lagunya. Saya berpikir, lagu ini adalah ciptaan A sendiri. Sampai beberapa waktu lamanya, saya masih juga nggak engeh bahwa lagu itu milik ST12. Baru pas lagi denger radio, didendangkanlah lagu itu, dan saya berkata dalam hati, ooohhh ini lagunya ST12 toh *dong dong dongggg…* Itu baru satu contoh. Masih banyak lagu-lagu lain, misalnya lagu-nya The Virgin, Ungu, dll. (Harusnya band-band itu bayar komisi yah ke para pengamen karena turut mensosialisasikan lagunya hahahaha ;p)

Alasan lainnya adalah, pengamen ini kadang-kadang dapat menjadi sumber inspirasi saya. Baru saja saya tadi pulang dari sebuah kampus di daerah Sudirman. Di bus, ada seorang pengamen tuna netra yang sedang menyanyi dengan diiringi suara gitar. Sebut saja Bapak B. Sebelum menyanyi, Bapak B bercerita bahwa lagu ini merupakan curahan kesedihan dan penderitaannya sebagai seorang tuna netra. Bahwa ia tidak bisa melihat berbagai keindahan dan warna warni dunia.. Berikut ini merupakan sepenggal lirik lagunya:
“Mengapa aku harus dilahirkan di dunia..
Dengan menanggung semua beban derita ini..
Yang ada hanya hitam..
Yang ada hanya kelam..”

Di akhir lagunya, ia berpesan supaya kita semua dapat mensyukuri setiap berkat yang telah diberikan Tuhan. Mungkin kita tidak sadar, mata ini adalah pemberian-Nya yang sangat berharga. Coba bayangkan kalo saat ini mata kita ‘diambil’? Masihkah kita dapat menganggap bahwa hidup ini begitu indah??

Ada lagi satu lagi lagu pengamen yang menginspirasi saya. Kejadiannya sudah beberapa bulan yang lalu. Waktu itu, saya sedang dalam perjalanan dari kampus menuju rumah. Yang ngamen adalah laki-laki abege, yah paling tua juga 25-an umurnya. Sebut saja C. Lagu yang C bawakan berirama riang, dengan tempo cukup cepat. Berikut ini merupakan sepenggal lirik lagunya:
“Banyak yang bertanya, kelak aku mau jadi apa..
Kok nggak sekolah, kok nggak kerja?
Tapi inilah aku..
Aku bahagia sebagaimana aku adanya..
Tidak perlu banyak uang, atau materi berlimpah..
Aku bahagia sebagaimana aku adanya..”

Jangan dipandang bahwa ia adalah seorang pengamen, yang menurut pandangan sebagian orang, malas bekerja atau pasrah pada keadaan. Lihatlah dari sudut pandang yang berbeda. Seberapa puaskah kita dengan keadaan kita sekarang? Seberapa bahagiakah kita dengan semua yang telah kita miliki dalam hidup ini? And the fact that we can be happy without a lot of money, atau harta yang berlimpah. Saya bukan orang yang munafik. Uang memang penting sebagai penunjang kehidupan kita. Tapi, kalaupun kita banyak uang, itu tidak menjamin bahwa kita pasti akan bahagia. Dari pengamen tersebut, saya berpendapat bahwa bahagia adalah pilihan. No matter what your condition, you can always choose to be happy.

Soooo.. Untuk semua pengamen di luar sana, I want to say, thank you so much. Your song is my inspiration :) Tetap berkarya!