Hello, bloggies! =b
Sudah lama juga tidak menulis di blog ini lagi… Belakangan ini, kesibukkan saya masih seputar kampus, lebih tepatnya dalam menyelesaikan skripsi saya. Rencananya, dalam 3 minggu ke depan, saya akan segera sidang skripsi. Mohon doanya biar sidangnya lancar, sukses, dan lulus yahhhhhhh… Padahal saya bukan termasuk orang yang pencemas, tapi entah mengapa kalau sudah menyangkut masalah ujian (terutama ujian lisan), saya agak2 parno gimana gittuuu.. Untungnya, saya mendaftar sidang skripsi ini bareng-bareng dengan my best friend, NM, sehingga agak2 berkurang deh kecemasannya. Semoga kita bisa lulus bareng yah temannnnn =) AMIN!
Btw.. Selain ngejelimet dengan urusan skripsi, pikiran saya belakangan ini lagi ‘dihantui’ oleh satu pertanyaan besar, yang biasanya hinggap pada orang-orang yang baru lulus : MAU NGAPAIN ABIS LULUS? Meskipun saya sekarang belum lulus, yahhh anggap saja saya cukup pede untuk mengatakan bahwa saya yakin lulus hehehe.. Sebenarnya saya tahu, jawaban normalnya cuma satu : KERJA. Atau, bagi sebagian perempuan, jawabannya : MENIKAH. Atau, ada lagi pilihan jawaban ketiga : NGANGGUR hihihihi ;p Tapi, sudah pasti, saya akan memilih jawaban yang pertama. Nah masalahnya, muncul lagi pertanyaan berikutnya : KERJA APA? Teman-teman saya yang baru lulus mayoritas bekerja di perusahaan sebagai HRD. Sebenernya pun, saat ini saya sudah magang di sebuah perusahaan di daerah Kuningan, Jakarta Selatan. Hanya sajaaaaaa… Saya tidak terlalu suka tipe pekerjaan rutin di belakang meja. Saya adalah ‘orang lapangan’. Saya suka bersentuhan langsung dengan orang-orang, dengan sumber masalahnya.
Sebagaimana yang telah saya tulis dalam entry sebelumnya, sejak satu tahun yang lalu saya sudah bekerja sebagai guru musik di salah satu tempat kursus musik di Jakarta. Saya mengajar praktek piano dan kelas teori musik untuk anak-anak. Kontrak pertama saya berakhir bulan Desember tahun ini, sehingga saya pun kembali bertanya-tanya : MAU PERPANJANG KONTRAK NGAJAR APA NGGAK? Sebenarnya bisa saja saya mengajar full-time, gajinya pun lumayan (kalau dibandingkan dengan gaji fresh graduate). Tapi konsekuensinya, saya menyia-nyiakan gelar sarjana saya… Sungguh dilematis! Saya punya satu teman lulusan psikologi yang sampai saat ini hanya bekerja sebagai guru les anak-anak SD. Mirisnya, kebanyakan orang akan memandang bahwa dia ‘tidak kerja’ atau ‘belum kerja’, melainkan ‘hanya ngajar’. Seolah-olah, mengajar itu bukan pekerjaan. Atau, apakah definisi bekerja yang sebenarnya adalah yang sesuai dengan latar belakang pendidikan kita???
Mengenai pilihan jawaban yang kedua, yaitu menikah, sama sekali belum terpikir oleh saya untuk menikah dalam usia saya yang (menurut saya) masih sangat muda. Memang sudah ada beberapa teman yang telah menikah (dan saya sungguh menghargai pilihan mereka, juga mendoakan agar mereka bisa hidup bahagia), namun saya berpendapat bahwa : belum saatnya settle down di usia 20-an. Saya masih ingin merasakan hidup. Saya masih ingin jumpalitan cari duit biar bisa mewujudkan mimpi-mimpi saya yang belum sempat direalisasikan. Saya masih ingin hidup bebas...
Salam,
natalie_ijonk
No comments:
Post a Comment