Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang dan berliku (ciieeellah..), pada desember 2009 saya akhirnya lulus interview untuk menjadi guru di sekolah musik tempat saya dulu belajar. FYI, saya belajar musik klasik untuk instrumen piano sejak saya berusia 6 tahun. Puji Tuhan, saya memiliki guru piano yang luar biasa berdedikasi pada murid-muridnya, sehingga karena beliau-lah saya masih berkecimpung di dunia musik sampai saat ini. Sampai saya telah menjadi guru pun, saya masih sering ‘berguru’ pada beliau, karena toh yang namanya belajar tidak akan pernah ada habisnya, am I right? =)
Ceritanya, karena masa-masa persiapan menuju ujian interview tersebut sungguh melelahkan dan menguras tenaga, jadi-lah ketika saya sudah lulus, saya ‘balas dendam’. Ha! Saya stop dulu main piano, dan leha-leha hahaha =b Artinya, kalau dulu menghabiskan berjam-jam di depan piano, sekarang waktu yang berjam-jam tersebut saya gunakan untuk hal lain, misalnya untuk ke mal, jalan-jalan, baca novel, nonton dvd, dll. Pokoknya, piano saya lupakan dulu sejenak. Nggak terasa, sudah hampir 10 bulan lamanya saya ‘meninggalkan’ piano saya. Ya ada sih, beberapa kali main, itu pun cuma ingin mencoba lagu-lagu yang hendak diberikan kepada murid. Nggak ada yang bener-bener belajar lagu baru yang level kesulitannya ‘cukup sulit’.
Nah, kemarin saya menemukan ‘titik balik’ saya. Jadi, kemarin saya ‘bertandang’ ke ruangan sebelah (di sekolah musik saya, ruang kelas dibagi menjadi beberapa ruangan kecil yang saling bersebelahan). Kita sebut saja teman saya sebagai Ibu P. Ibu P ini sedang mengajar seorang murid yang memang sudah terkenal sebagai anak berbakat di sekolah musik saya. Ibu P berkata, “ Sini Nat, liat murid gua main. Anaknya musikal banget.” Waktu itu ia memainkan Nocturne(lupa nomornya) karya musisi Prancis, Poulenc. Lagunya sangat manis dan mengalun, karena memang anak tersebut membawakannya dengan sangat musikal. Ckckckck padahal anaknya baru usia SMA! Dalam hati, perasaan dulu pas gua SMA, kaga pernah deh dikasih lagu yang manis begitu. Selalu dikasihnya lagu yang berisik gonjrang-gonjreng, soalnya gua selalu dikomennya, “Mana feeling-nya? Ini mainnya kurang pembawaan!” Saking seringnya gua dibilang begitu, sampe gua pengen jawabin, “Emang feeling berapa duit sekilo??”.
So, sepulang dari ngajar, saya dipenuhi dengan semangat baru untuk main piano kembali. Saya membuka koleksi lagu-lagu lama yang dulu pernah saya mainkan, misalnya seperti Impromtu op. 90 no. 2 karya Schubert. I used to play this song a long time ago, maybe when I was in junior high school. Setelah mencoba-coba main kembali, ehh kok ngggak bisa?! Uuurrggh!! I’m totally frustrated. I know thing song, and I can (usually) play this song. But it turns out that I cannot play it any longer. Pada saat itu lah, saya mikir.. Saya ini kacang yang lupa akan kulitnya. Mentang-mentang udah jadi guru, bukan berarti stop latihan kan? Malah mestinya kita terus 'up grade' teknik permainan kita, biar nggak kalah sama murid-murid kita hehehe..
The lesson for today: terus berlatih (dan menjadi semakin baik)!! =)
No comments:
Post a Comment