
Pengaruh sosio-kultural dari teman sebaya, keluarga, budaya, dan komunitas memegang peranan penting dalam perkembangan, pencapaian (achievement), dan motivasi anak. Faktor yang akan dibahas secara lebih mendalam dalam posting kali ini adalah faktor keluarga. Sebagai pihak yang paling dekat dengan kehidupan anak, tidak diragukan lagi bahwa keluarga, terutama orang tua, memegang peranan penting dalam meningkatkan motivasi anak dalam belajar.
Berikut ini adalah beberapa cara praktis yang dapat dilakukan orang tua untuk meningkatkan motivasi anak di sekolah (Schunk, Pintrich, & Meece, 208):
Berikut ini adalah beberapa cara praktis yang dapat dilakukan orang tua untuk meningkatkan motivasi anak di sekolah (Schunk, Pintrich, & Meece, 208):
1. Menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar
Orang tua dapat menyediakan berbagai perlengkapan maupun permainan yang dapat mendukung anak untuk belajar, misalnya seperti komputer, buku-buku, puzzle, dan sebagainya. Dengan demikian, orang tua secara tidak langsung memotivasi anak dengan cara menstimulasi rasa ingin tahunya, serta mendorong anak untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan sekitar.
2. Sediakan waktu yang cukup untuk terlibat dalam kegiatan belajar anak
Selain menciptakan iklim rumah yang dapat mendukung anak untuk belajar, interaksi orang tua dengan anak ternyata juga dapat meningkatkan motivasi belajar anak. Hal ini dapat dilakukan dengan menemani anak belajar, menunjukkan perhatian terhadap kegiatan belajar anak, memberikan bantuan ketika anak menghadapi kesulitan, dan sebagainya. Sebagai partner anak dalam belajar, orang tua sebaiknya menunjukkan sikap yang hangat dan positif terhadap anak, misalnya dengan tidak memarahi anak ketika anak tidak dapat mengerjakan PR-nya dengan baik.
3. Berikan penghargaan atau respon positif terhadap setiap prestasi anak
Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan memberikan hadiah atau pujian. Dengan demikian, anak merasa dihargai dan lebih termotivasi untuk melakukan sesuatu.
4. Didiklah anak secara demokratis
Kontrol yang terlalu ketat terhadap anak akan ‘mematikan’ motivasi anak. Secara umum, motivasi anak cenderung meningkat ketika orang tua mengizinkan anak untuk membuat keputusan sendiri, memperhatikan kebutuhan dan perasaan anak, serta menyediakan pilihan dan alternatif kepada anak. Komunikasikan harapan dan keinginan orang tua kepada anak dalam bentuk saran, dan bukan dalam bentuk perintah.
Sumber referensi:
Schunk, D. H., Pintrich, P. R., & Meece, J. L. (2008). Motivation in education: Theory, research, and applications. Upper Sadle River, NJ: Pearson Education.
Gambar diambil dari http://www.flickr.com/photos/kindalikeyou/3457605988/
No comments:
Post a Comment