Tuesday, December 29, 2009

my diary


One of the most precious thing in my life is my diary.. Saya lupa tepatnya, tapi saya mulai menulis diary sejak masih duduk di sekolah dasar. Emang agak2 ‘abege’ yah hehehe tapi saya masih tetap melakukannya sampai hari ini. Pada dasarnya, saya suka menulis. Sepertinya, dengan menulis, semuanya bisa ‘tumpah’ begitu saja. Uneg-uneg yang paling terdalam pun saya tuangkan melalui tulisan. Saya sering bilang ke orang-orang terdekat saya, sepertinya dengan membaca diary saya, sudah cukup untuk mengenal saya luar dalam hehehe… It’s all there. Selain menulis diary, saya juga suka mengoleksi diary. Entah disebut sebagai kebiasaan baik atau buruk, tapi saya suka banget beli-beli diary (padahal nggak tau mau ditulisin apaan hehehe)..

So, kemaren ini saya sempat membereskan lemari buku saya, dan saya menemukan kembali diary saya pas SMP. Agak2 amazing juga bacanya, karena pas saya baca, kok dulu gue norak begini yahhh?! Hehehe ;p Isinya yah standar-lah, seperti kebanyakan anak SMP lainnya, seputar kehidupan sekolah dan teman-teman. Sempat cekikikan sendiri kalo inget-inget masa-masa itu.. Bayangin aja, dulu itu saya sering bolos pelajaran dengan alasan bikin mading, atau nggak bolos pelajaran demi nongkrong-nongkrong nonton tv di ruang guru (agak2 ajaib juga lho nggak ketauan hihihi).. Pokoknya, every day is a new adventure for us. Dan, gara-gara diary SMP itu, jadilah saya bernostalgia ke masa-masa SMP.. Masa-masa yang indah. Hidup serasa nggak ada beban, karena yang ada di pikiran, bagaimana caranya bersenang-senang hari ini hahahaha Dasar abege! =b Hmm.. Kalo ingat-ingat masa itu, setiap hari rasanya begitu antusias ke sekolah. Bukan karena pelajarannya, tapi karena excited dengan apa yang akan kita lakukan dengan teman-teman.. Ketawa-ketiwi, bergosip, nongkrong-nongkrong, bolos pelajaran...
This is some picture of me and my friends when we were still at junior high school.


To all my friends: miss you guys a lot!!! ;p

Sunday, December 13, 2009

Peran Pengurus Sekolah dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Murid di Sekolah

Pada posting sebelumnya telah dibahas cara-cara praktis yang dapat dilakukan orang tua dan guru untuk memotivasi anak belajar. Pada posting kali ini, saya akan membahas peran pengurus sekolah dalam hubungannya dengan motivasi belajar anak. Pengurus sekolah yang dimaksud adalah para pejabat sekolah, seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan pejabat sekolah lainnya.

Berikut ini merupakan beberapa cara praktis yang dapat dilakukan pengurus sekolah untuk meningkatkan motivasi murid di sekolah:

1. Memberikan kesempatan bagi setiap murid untuk dikenali (to be recognized) dan dihargai (rewarded)
Pihak sekolah dapat mengembangkan sebuah program pendidikan yang dapat memberikan kesempatan bagi setiap murid untuk dikenali dan dihargai. Hal ini tidak hanya untuk berlaku untuk prestasi akademik, namun juga untuk prestasi non-akademik (misalnya prestasi dalam bidang musik, olah raga, menari, dan sebagainya). Sebagai contoh, pihak sekolah dapat menerapkan sistem exhibition, di mana setiap murid diberikan kesempatan untuk menampilkan karyanya untuk dipajang di aula sekolah. Selain itu, pihak sekolah juga dapat memberikan reward untuk murid dengan prestasi terbaik, dan mengumumkannya kepada murid-murid lain.

2. Membatasi jumlah murid dalam satu kelas
Jumlah murid yang terdapat dalam satu kelas mempengaruhi interaksi yang terjadi antara guru dengan murid-muridnya. Dengan jumlah murid yang lebih sedikit, murid memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mendapat perhatian guru, dan hubungan guru-murid pun dapat terjalin dengan lebih baik. Guru memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mengenal masing-masing murid secara personal, mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing murid, dan memotivasi mereka secara individual.

3. Melibatkan orang tua dalam kegiatan belajar anak
Seperti telah dibahas sebelumnya, keterlibatan orang tua memiliki dampak positif bagi motivasi anak. Pihak sekolah dapat melibatkan orang tua dengan berbagai macam cara, misalnya secara berkala mengadakan pertemuan guru dengan orang tua untuk membicarakan perkembangan murid, dan mengadakan kegiatan-kegiatan di sekolah yang dapat mengikutsertakan orang tua murid.

4. Memberlakukan sistem pengelompokkan (grouping) yang menstimulasi interaksi murid
Sistem pengelompokkan murid berdasarkan kelas sosio-ekonomi atau kelompok etnis tertentu haruslah diminimalisasi. Begitu pula dengan sistem pengelompokkan murid berdasarkan prestasi akademiknya (murid-murid yang pintar dikelompokkan ke dalam satu kelas tersendiri, sementara murid-murid yang kurang pintar dikelompokkan ke dalam kelas lain). Biarkanlah murid-murid dengan berbagai latar belakang berinteraksi satu sama lain. Selain meningkatkan motivasi murid di sekolah, hal ini dapat melatih murid untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan murid lain yang memiliki latar belakang berbeda dengan dirinya.




biarkanlah murid berinteraksi dengan bebas tanpa harus dikelompokkan berdasarkan status ekonomi, etnis, atau prestasi akademik...

Sumber referensi:
Schunk, D. H., Pintrich, P. R., & Meece, J. L. (2008). Motivation in education: Theory, research, and applications. Upper Sadle River, NJ: Pearson Education.

Gambar diambil dari:

Peran Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Kelas


Stipek (dalam Santrock, 2008) mengatakan bahwa murid yang bermasalah di sekolah pada umumnya memiliki interaksi yang negatif dengan gurunya. Hal inilah yang saya alami dulu ketika masih duduk di Sekolah Menengah Pertama. Saya tidak pernah suka dengan pelajaran bahasa Mandarin, karena guru yang mengajar mata pelajaran tersebut sangat membosankan. Selama pelajaran, ia hanya membebani kami dengan pekerjaan menulis aksara mandarin terus-menerus, tanpa ada interaksi dengan kami. Ia tidak pernah memberikan humor di kelas, tidak pernah menanyakan kesulitan apa yang kami hadapi, dan ia tidak mengenal kami secara personal. Rasa tidak suka saya akhirnya membuat saya malas belajar, dan tidak heran jika nilai bahasa Mandarin saya selalu buruk..

Tidak diragukan lagi, guru memegang peran penting dalam proses belajar mengajar di kelas. Sebagai tokoh sentral dalam pembelajaran, guru berperan sebagai pengajar, motivator, sekaligus juga model atau panutan bagi murid. Stipek (dikutip dalam Schunk, Pintrich, & Meece, 2008) mengatakan bahwa setiap perbuatan guru memiliki potensi untuk meningkatkan motivasi murid. Dengan demikian, tidak hanya perbuatan memberikan reward kepada murid yang dapat meningkatkan motivasi murid, melainkan perbuatan seperti perencanaan pembelajaran dan manajemen kelas juga dapat meningkatkan motivasi murid.

So, what can teacher do to increase student’s motivation??
Berikut ini merupakan beberapa cara praktis yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi murid di kelas:


1. Memberikan feedback (umpan balik) atas hasil pekerjaan murid
Pemberian feedback merupakan hal yang penting untuk meningkatkan motivasi murid. Dengan memberikan feedback, guru memberi tahu murid mengenai kesalahan yang diperbuatnya, juga memberi tahu bagaimana memperbaiki kesalahannya tersebut. Selain memberi tahu mana yang benar dan mana yang salah, guru juga dapat memberikan kata-kata penyemangat, seperti ”Kamu pasti bisa!” atau ”Prestasi kamu sungguh membanggakan!”. Pemberian feedback membuat murid merasa dihargai, dan menunjukkan bahwa guru memperhatikan murid-muridnya (Schunk, Pintrich, & Meece, 2008)

2. Memberikan rewards atau penghargaan atas prestasi murid
Pemberian rewards terhadap prestasi murid merupakan salah satu aplikasi teori pembelajaran Skinner (operant conditioning), bahwa perilaku yang mendapat rewards akan cenderung diulangi, sementara perilaku yang mendapat hukuman akan cenderung untuk tidak diulangi. Rewards yang diberikan dapat berupa poin tambahan, waktu istirahat tambahan, stiker, pujian, dan sebagainya. Bentuk lain dari rewards adalah dengan rekognisi, misalnya dengan memajang hasil karya terbaik di kelas, atau dengan mengumumkan di depan kelas siapa yang memperolah nilai tertinggi pada saat ulangan (Schunk, Pintrich, & Meece, 2008).

3. Menciptakan iklim kelas yang mendukung murid untuk belajar
Iklim kelas diartikan sebagai atmosfer atau suasana di dalam kelas. Iklim kelas berhubungan dengan gaya pengajaran dan kepemimpinan guru di dalam kelas. Penelitian yang dilakukan oleh Lewin, Lippitt, dan White (dikutip dalam Schunk, Pintrich, & Meece, 2008) membuktikan bahwa motivasi murid akan lebih meningkat apabila guru menerapkan gaya pengajaran yang demokratis; ditandai dengan sikap guru yang bersahabat, memberikan otonomi yang cukup kepada murid, menstimulasi murid untuk menyatakan pendapatnya di kelas, dan mendorong murid untuk saling berkolaborasi dalam memecahkan suatu permasalahan. Seorang guru yang demokratis tidak mengontrol muridnya secara berlebihan, namun tetap memberikan batasan terhadap perilaku murid.

4. Memberikan tugas-tugas yang menantang dan menarik perhatian murid
Untuk memotivasi murid, guru dapat memberikan tugas-tugas yang bervariasi dan menarik bagi murid, menyediakan dukungan emosional dan kognitif yang memadai bagi murid dalam mengerjakan tugasnya, serta menyediakan berbagai material yang dibutuhkan murid untuk dapat menyelesaikan tugasnya tersebut (Santrock, 2008).

Selain keempat hal di atas, ditemukan bahwa karakteristik guru juga dapat meningkatkan motivasi belajar murid. Salah satu karakteristik tersebut adalah antusiasme guru dalam mengajar. Penelitian yang dilakukan oleh McDermott et al. (dikutip dalam Nevin & Knoblock, 2005) menunjukkan bahwa antusiasme guru di dalam kelas dapat membentuk iklim kelas yang positif untuk mendukung proses belajar mengajar. Guru yang antusias dalam mengajar akan berusaha untuk mengenal muridnya secara personal, misalnya dengan mengenal latar belakang keluarganya. Selain itu, antusiasme guru juga ditunjukkan dengan cara bersikap hangat dan peduli kepada murid, menunjukkan emosi di kelas (misalnya dengan menggunakan humor), dan menciptakan suasana kelas yang interaktif (misalnya mengajak murid untuk saling berdiskusi, atau memberikan pertanyaan kepada murid). Hal ini akan menjadikan suasana kelas lebih ’hidup’ dan mencegah anak merasa bosan selama belajar di kelas.

Selain antusiasme, guru juga dapat meningkatkan motivasi belajar murid dengan menggunakan berbagai metode secara variatif untuk memenuhi kebutuhan masing-masing murid. Guru perlu menyadari bahwa masing-masing murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Untuk dapat menjangkau setiap murid, guru perlu menerapkan pendekatan yang berbeda-beda, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing murid (Nevin & Knoblock, 2005).

Antusiasme guru dalam mengajar dan kemampuan guru untuk menggunakan berbagai metode pengajaran secara variatif juga turut mempengaruhi motivasi belajar siswa...


Sumber referensi:
Nevin, N. A. & Knoblock, N. A. (January 2005). Is your classroom the happenin’ place to be? The Agricultural Education Magazine, 77, 17-18.

Santrock, J. W. (2008). Educational psychology (3rd ed.). New York: McGraw-Hill.

Schunk, D. H., Pintrich, P. R., & Meece, J. L. (2008). Motivation in education: Theory, research, and applications. Upper Sadle River, NJ: Pearson Education.

Gambar pertama dan kedua diambil dari http://www.clipart.com/details/clipart/1584

Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak


Pengaruh sosio-kultural dari teman sebaya, keluarga, budaya, dan komunitas memegang peranan penting dalam perkembangan, pencapaian (achievement), dan motivasi anak. Faktor yang akan dibahas secara lebih mendalam dalam posting kali ini adalah faktor keluarga. Sebagai pihak yang paling dekat dengan kehidupan anak, tidak diragukan lagi bahwa keluarga, terutama orang tua, memegang peranan penting dalam meningkatkan motivasi anak dalam belajar.

Berikut ini adalah beberapa cara praktis yang dapat dilakukan orang tua untuk meningkatkan motivasi anak di sekolah (Schunk, Pintrich, & Meece, 208):

1. Menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar
Orang tua dapat menyediakan berbagai perlengkapan maupun permainan yang dapat mendukung anak untuk belajar, misalnya seperti komputer, buku-buku, puzzle, dan sebagainya. Dengan demikian, orang tua secara tidak langsung memotivasi anak dengan cara menstimulasi rasa ingin tahunya, serta mendorong anak untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan sekitar.

2. Sediakan waktu yang cukup untuk terlibat dalam kegiatan belajar anak
Selain menciptakan iklim rumah yang dapat mendukung anak untuk belajar, interaksi orang tua dengan anak ternyata juga dapat meningkatkan motivasi belajar anak. Hal ini dapat dilakukan dengan menemani anak belajar, menunjukkan perhatian terhadap kegiatan belajar anak, memberikan bantuan ketika anak menghadapi kesulitan, dan sebagainya. Sebagai partner anak dalam belajar, orang tua sebaiknya menunjukkan sikap yang hangat dan positif terhadap anak, misalnya dengan tidak memarahi anak ketika anak tidak dapat mengerjakan PR-nya dengan baik.

3. Berikan penghargaan atau respon positif terhadap setiap prestasi anak
Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan memberikan hadiah atau pujian. Dengan demikian, anak merasa dihargai dan lebih termotivasi untuk melakukan sesuatu.

4. Didiklah anak secara demokratis
Kontrol yang terlalu ketat terhadap anak akan ‘mematikan’ motivasi anak. Secara umum, motivasi anak cenderung meningkat ketika orang tua mengizinkan anak untuk membuat keputusan sendiri, memperhatikan kebutuhan dan perasaan anak, serta menyediakan pilihan dan alternatif kepada anak. Komunikasikan harapan dan keinginan orang tua kepada anak dalam bentuk saran, dan bukan dalam bentuk perintah.

Sumber referensi:
Schunk, D. H., Pintrich, P. R., & Meece, J. L. (2008). Motivation in education: Theory, research, and applications. Upper Sadle River, NJ: Pearson Education.

Friday, December 11, 2009

Motivation: An Introduction


Kata motivasi berasal dari Bahasa Latin, movere, yang berarti bergerak. Secara sederhana, motivasi dapat diartikan sebagai suatu proses yang mendorong, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku individu. Mengapa disebut sebagai proses? Karena kita tidak dapat mengobservasi motivasi secara langsung, melainkan kita mengetahuinya dari perilaku dan perkataan individu. Woolfolk (2004) menyatakan bahwa motivasi berhubungan dengan lima pertanyaan dasar, yaitu:

1. Perilaku seperti apa yang akan dilakukan oleh individu? Contoh: apakah anak lebih memilih untuk mengerjakan PR-nya atau menonton televisi?

2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan individu untuk melakukan perilaku tersebut? Contoh: apakah anak langsung melakukan tugasnya atau menunda-nunda tugasnya tersebut?

3. Seberapa intens atau terlibatnya individu dalam perilaku tersebut? Contoh: apakah anak mengerjakan tugasnya dengan fokus, atau mengerjakannya secara asal-asalan dan tergesa-gesa?

4. Apakah yang menyebabkan individu cepat menyerah atau tetap bertahan dalam melakukan perilaku tertentu? Contoh: apakah anak tetap menyelesaikan tugas sampai selesai, atau hanya mengerjakan bagian yang mudah saja?

5. Apakah perasaan dan pemikiran individu mengenai suatu perilaku tertentu? Contoh: apakah anak menikmati proses belajar yang ia lalui, atau merasa bahwa kegiatan tersebut sebagai beban?

Motivasi memegang peranan penting dalam proses pendidikan. Schunk, Pintrich, dan Meece (2008) mengatakan bahwa motivasi mempengaruhi perilaku belajar anak di sekolah, sehingga pada akhirnya mempengaruhi prestasi belajar anak. Oleh karena itu, siswa yang tidak memiliki motivasi akan cenderung untuk menampilkan perilaku yang bermasalah, seperti tidak memperhatikan penjelasan guru di kelas, tidak mencatat materi pelajaran dengan baik, tidak belajar ketika ada ujian, dan sebagainya.

Terdapat dua macam motivasi, yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Ketika individu melakukan suatu kegiatan karena merasa tertarik dan menikmati kegiatan tersebut, individu dikatakan memiliki motivasi internal. Sementara itu, ketika individu melakukan sesuatu karena individu percaya bahwa perilakunya tersebut dapat menghasilkan desirable outcomes baginya, individu dikatakan memiliki motivasi eksternal. Desirable outcomes yang dimaksud dapat berupa pujian, hadiah, atau terbebas dari hukuman tertentu.

Sumber referensi:
Schunk, D. H., Pintrich, P. R., & Meece, J. L. (2008). Motivation in education: Theory, research, and applications. Upper Sadle River, NJ: Pearson Education.

Woolfolk, A. (2004). Educational psychology (9th ed.). Boston, MA: Allyn and Bacon.

Gambar diambil dari http://www.flickr.com/photos/anvrecife/2869382770

Wednesday, December 9, 2009

what am i gonna do next?

Hello guys =) udah lama sekali nggak nulis blog lagi.. Pretty busy lately (pastinya, huh!).. Belakangan ini, selain disibukkan dengan skripsi yg nggak kunjung ada kemajuan, saya juga disibukkan dengan segudang assignment dan ujian. Kemarin ini baru melewatkan 30 menit ujian piano yg penuh horor, dan sukses menjawab pertanyaan2 ajaib dengan jawaban yg bodoh ckckckck i hate piano exam! (i'm sorry guys kalo terdengar sarkastik, mungkin masih terbawa emosi). Mengenai skripsi, setelah mid-semester exam, practically saya cuma bimbingan 1 kali. Ibu dosen pembimbing rupanya sedang sibuk kuadrat,so jadilah saya kebingungan sendiri mesti ngapain.. Di saat-saat yg lagi sibuk2nya ini, i'm supposed to have good time-management, right? Tapi kenyataannya, sekarang ini saya lagi terserang sindrom malas akut, yg membuat saya malas banget ngapa-ngapain (confession no. 1 hehehe)..

So, i've been thinking lately, apa yang terjadi dengan saya??? =b cieellah gaya! Hahaha.. Kesimpulan saya semnetara ini adalah: maybe i'm just bored with this routine. Ke kampus, masuk kelas, belajar, buat tugas, ke sekolah musik, ketemu anak2 yg buat gurunya 'panas', les, latihan piano, etc. Yang terutama di sini, saya bosan banget belajar! Huh! Hampir 3/4 umur ini saya habiskan di bangku sekolah.. It's not that i'm not grateful with what i have, no at all.. Saya bersyukur sekali bisa mengenyam pendidikan sampai saat ini. But, i don't know, i just want to try something else..Try to work maybe?? ;p hehehe..

Semester depan saya sudah memasuki semester terakhir di kampus (SEMOGA!). Hopefully bisa sidang skripsi tepat waktu, jadi nggak perlu berlama2 di kampus itu lagi hahahaha =b So, right know i'm wondering, what am i gonna do next with my life??? Sempet sih berkhayal tingkat tinggi.. Jadi gini khayalannya, saya menghilang sementara waktu dari Jakarta & go to some exotic places, maybe Dubai or Milan.. Nggak tau juga sih disana bakal ngapain, the point is: i want something new! Siapa tau kecantol sama cowok Italia yg ganteng hahahaha =b mengkhayal boleh dong?!

Ok, Ok, stop mengkhayalnya.. So, berikut ini adalah beberapa hal yg mungkin akan saya lakukan tahun depan:
1. Jadi asisten dosen
2. Mengajar kelas teori di sekolah musik
3. Belajar bahasa mandarin
4. Magang

Not that bad, right? =)

Friday, October 23, 2009

one in a million

Huuuaaa capek! Jam 20.40 baru nyampe rumah, dan sekarang (21.30) baru aja kelar mengirim data-data hasil olah data ke teman2 satu tim.. Jadi begini ceritanya, saya dan beberapa teman di kampus dipercaya untuk mewakili fakultas mengikuti sebuah lomba di sebuah universitas di Jawa Timur sana (ciieellah..) Dan karena baru terima kabar 2 hari yang lalu, sementara deadline pengumpulan materi adalah tgl27Okt, jadilah kita ngibrit tunggang-langgang mengerjakan semuanya.. Mulai dari cari topik, buat angket, sebar angket, olah data, sampai disusun menjadi sebuah poster untuk dikirim via e-mail.

Yang ingin saya bagikan malam ini bukanlah cerita mengenai terpilihnya saya untuk ikut lomba tsb, tapi pengalaman berharga selama proses pengolahan data yang barusan saja terjadi bersama seorang teman dan seorang dosen yang menurut saya... sangat luar biasa!

Begini ceritanya.. Tadi sore, tepatnya jam 16.00, saya dan teman saya (sebut saja NM) harus menunggu untuk dapat bertemu dengan Bapak T, seorang dosen yang akan membantu kami mengolah data. Ditunggu-tunggu, akhirnya jam 17.30 kita baru bisa bertemu dengan Bapak T,karena beliau baru selesai rapat. Jam 17.30 pun tidak langsung mengerjakan, tapi harus menunggu lagi, kurang lebih sampai jam 18.00 karena beliau harus mengurusi mahasiswa lain yang hendak meminjam alat tes.

Jam 18.00 pun dimulai proses pengolahan data.. Detail statistik-nya dilewatkan saja yah? =b selain tidak begitu paham, agak2 nggak pede kalo ngomongin angka2 hehehe bukan bidangnya soalnya! Nah, kita selesai mengolah data sekitar pukul 20.15. Selama proses pengolahan data berlangsung, Bapak T ini begitu sungguh2 meladeni setiap pertanyaan 'bodoh' kita seputar statistik (ya iya lah, orang kaga ngarti!), dan begitu serius menjelaskan gambaran hasil penelitian kita. Meskipun matanya sudah terlihat sayu, posisi duduknya pun udah bersender ke kursi, tangan kiri menopang kepala, sambil sesekali menguap, beliau tetap serius dan penuh senyum dalam mengerjakan pengolahan data ini sampai selesai.

Terus di mana bagian yang luar biasanya? Ketika sedang mengolah data, beberapa kali Bapak T menerima telpon (yang kalau saya tebak dari istrinya). Dari pembicaraannya tsb, saya pun tahu bahwa anaknya sedang sakit. Dan, ternyata beliau pun sedang sakit, karena (lagi-lagi dari pembicaraannya di telpon), beliau meng-cancel janjinya untuk ke dokter gigi untuk tambel gigi. Udah gitu, beliau ini nggak sungkan-sungkan untuk berbagi brownies dengan kita =b mungkin tampang2 kita udah tampang2 kelaperan banget kali yah hahahaha..Plus, pas kita pulang, Bapak T ini 'menghadiahkan' masing2 dari kita sepotong kue-nya, ckckckck.. Udah diolahin data, nebeng laptop, dapet konsumsi pula..

Setelah pulang, baru saya terkagum2 dengan kebaikan dan ketulusan hati Bapak T dalam melayani mahasiswanya. Emangnya kite ini siape sampe die segitunye??!! Tapi Bapak ini nampaknya tidak pernah membeda2kan siapa orang yang dibantunya, juga dengan siapa ia berhubungan. Ketika jalan keluar menuju jalan raya, sepanjang jalan Bapak T ini menegur setiap satpam dan petugas sekuriti yang ada di kampus. Dan canggihnya, ia tahu nama mereka satu per satu! Ckckck..Benar-benar lho, Bapak ini contoh nyata dari perumpamaan 'semakin berisi, padi akan semakin merunduk'. Kadang saya merasa malu sendiri, kok bisa yah orang hebat seperti beliau ini bisa begitu rendah hati dan mau melayani sesama?? *masih terkagum-kagum*

Ayuk yuk, kita mulai berbuat kebaikan dengan hal2 kecil yang bisa kita lakukan =) saya yakin, sebuah perbuatan yang sederhana pun dapat berdampak besar jika dilakukan dengan ketulusan hati..

Sunday, October 4, 2009

suatu hari di bus kota

Entah mengapa, akhir-akhir ini saya sering diajak ngobrol supir atau kenek bus. Yah, nggak bisa dibilang sering juga sih, karena baru dua kali hihihi tapi kalau mau dihitung rasionya, ini baru kali pertama dalam sejarah saya naik bus. Dulu-dulu sih pernah, tapi paling juga nanya, “Jam berapa, mbak?” atau “Di daerah ini masih hujan nggak, mbak?” (dikiranya gue pawang hujan kali hehe).

Nah ceritanya, dalam 3 hari ini, terjadi 2 peristiwa di mana supir dan kenek bus itu mengajak saya ngobrol. Peristiwa yang kedua baru saja terjadi kemarin, sekitar jam 6.45 sore. Waktu itu saya baru pulang mengajar, dan hujan deras sekali di daerah roxy. Seperti biasa, dari roxy ke rumah saya, saya tempuh dengan menggunakan metromini 91 jurusan tanah abang-batu sari. Begitu saya naik bus, si abang kenek sedang mengelap kursi-kursi yang basah akibat bocor. Kemudian, dia berkata pada saya, “Di sini aja Neng duduknya, di sini nggak bocor. Kalau yang lain kena bocor.” Saya pun hanya tersenyum, menuruti anjurannya, dan duduk di tempat yang ia anjurkan. Setelah itu, ia pun duduk di tempat duduk yg terletak di sebelah supir. Selang beberapa menit, naik lah tiga orang ibu-ibu dengan satu anak kecil. Ibu-ibu ini kebingungan karena di mana-mana kok bocor semua. Si kenek pun mempersilahkan tempat duduknya diambil oleh ibu-ibu ini, dan ia kemudian pindah ke tempat duduk di sebelah saya (yang agak kena cipratan air karena terletak di sebelah jendela).

Beberapa menit setelah ia duduk, ia mulai mengajak ngobrol saya. Dibuka dengan pertanyaan, ”Baru pulang kuliah, Neng?”, ia mulai cerita bermacam-macam hal. Mulai dari tips menghindari copet, pengalamannya kerja jadi kenek, sampai topik mati lampu dan apesnya uang setoran kalau sedang hujan. Dalam hati saya, ini orang ngajak ngobrol apa curhat colongan, hehehe ;p pas saya turun, tidak lupa ia berkata, ”Hati-hati ya Neng.”

Peristiwa yang pertama terjadi 3 hari yang lalu, ketika saya pulang kuliah. Ini pun terjadi ketika saya naik metromini 91 dari kampus ke rumah. Waktu itu, yang mengajak ngobrol si abang supir, karena saya duduk di sebelah supir. Percakapan ini pun dimulai dari pertanyaan, ”Pulang kuliah ya, Neng?”. Kalau dengan si abang kenek, ia lebih banyak cerita, kali ini si abang supir lebih banyak bertanya kepada saya. Mulai dari pertanyaan kuliah jurusan apa, udah semester berapa, asli orang mana, usia saya berapa, dan akhirnya ia pun cerita satu topik yang membuat saya tergugah. Ceritanya begini..

Abang Supir (AS): ”Tumben lho Neng, ada orang kayak Neng. Jarang-jarang, Neng.”
Saya: ”Maksudnya??”
AS: ”Iya, biasanya kalo orang kayak Neng itu sombong, kalo diajak ngobrol suka pura-pura nggak denger, jadi nggak dijawabin.”
Saya: ”Ah, masa sih Bang?”
AS: ”Iya Neng, kebanyakan mahasiswa begitu.”
Saya: "Mungkin emang beneran nggak denger kali Bang.. Kan mesinnya berisik begini."
AS: "Ah, nggak mungkin Neng. Orang bukan sekali dua kali.."
Saya: ”Atau mungkin lagi jelek mood-nya Bang, siapa tau lagi bokek..”
AS: ”Hahaha iya juga ya Neng.. Mungkin nggak semuanya kayak gitu kali ya?”
Saya: ”Iya Bang, nggak bisa kita bilang semuanya kayak gitu. Siapa tau juga orang yang Abang ajak ngobrol itu lagi patah hati Bang, jadi males ngomong hehehe..”
AS: ”Hahaha si Eneng bisa aja..”

Obrolan pun terus berlanjut, dan tidak lama sesudah itu, saya turun. Pas saya turun pun, tidak lupa ia berkata, ”Hati-hati ya Neng.” Nah, kenapa saya bilang tergugah?? Karena seringkali kita bersikap pada orang lain dengan memandang strata sosial mereka. Kalau orangnya kira-kira kucel2, kita akan cenderung menjaga jarak, bahkan seperti kata si abang supir, pura-pura tidak mendengar ketika diajak bicara. Kita sudah cenderung memiliki praduga yang buruk, jangan-jangan orang ini mau jahatin saya. Padahal sebenernya, kita semua adalah sama di mata Tuhan. Mau yang kucel, yang bling-bling, yang kulit hitam, kulit putih, yang sipit, belo, tua, muda, semua sama saja. Jadi, jangan salahkan orang lain, kalau mereka punya stereotipe bahwa kelompok orang tertentu sombong, karena memang sikap kita kepada mereka yang membentuk semua stereotipe itu! Alangkah baiknya kalau semua kelompok bisa rukun dan bisa bersikap satu sama lain tanpa adanya prasangka tertentu :)

Dan satu pelajaran lagi, di tengah-tengah dunia yang jahat ini, ternyata masih ada kok orang-orang baik, seperti si abang kenek yang memberikan saya tempat duduk bebas bocor dan memberikan saya tips anti-copet.. Jadi janganlah kita menganggap semua orang itu sama. Kadang, ada orang-orang tertentu yang ’berbeda’.

Salam,

natalie_ijonk

Sunday, September 27, 2009

mimpi

“Mimpi adalah kunci untuk kita untuk menaklukan dunia. Berlarilah tanpa lelah sampai engkau meraihnya...” –Laskar Pelangi/Nidji-

Hello guys, sudah lama sekali nggak nulis di blog lagi ;p mohon maklum, begini deh kerjaannya mahasiswa yang sedang skripsi, selalu dikejar2 deadline. Apalagi kemarin skripsiku sempat mendapat ’kejutan’ karena disuruh ganti judul. Alhasil kudu ulang dari pertama. Yah, saya antara bersyukur dan menderita mendengarnya. Bersyukur karena kalau ternyata judul saya tidak layak untuk diteliti, sudah diketahui sejak awal, sehingga belum terlambat untuk memperbaikinya. Menderita karena saya harus kerja dari awal lagi, ohhhh tiiidaaakkkk!! Ngumpulin jurnal lagi, ngubek buku di perpus lagi, cari data, translate bahan lagi, ya semuanya dikerjain dari awal.. Untungnya sekarang udah memasuki bab 2, sehingga bernapas lega sedikit (meskipun bab 1 pun belum kunjung dapet feedback dari ibu dosen pembimbing, sabar.. sabar..) ..

So, belakangan ini ceritanya saya sedang dilanda mimpi untuk sekolah ke luar negeri lagi. Kenapa? Ceritanya kemarin baru kelar membaca novel Negeri Van Oranje yang menceritakan kisah lima orang Indonesia yang menjadi mahasiswa s2 di Belanda (FYI, novelnya bagus kok, menghibur, dan cukup memberikan detail mengenai kota2 di Belanda, plus ada juga tips2 untuk kita yang mau backpacking atau mau jadi mahasiswa di sana).. Jadilah saya kembali larut dalam lamunan menjadi mahasiswa di negeri orang..Hal ini sih memang sudah lama menjadi keinginan saya. Hanya saja, kadang saya antara yakin dan tidak yakin untuk mengejarnya. Masalahnya, mau dapet duit dari mane, cui?! Kan pake dolar.. Di Eropa malah lebih gawat lagi, pake Euro..

Sebenernya belakangan ini saya sudah mulai berpikir, mau ngapain nih setelah lulus s1.. Kan ceritanya saya cukup PD untuk lulus tahun depan hehehe (PD boleh dong) =b Pengennya sih kerja dulu, untuk ngumpulin duit biar bisa biayain diri sendiri sekolah s2 lagi. Entah di luar negeri, entah di dalam negeri, saya belum tahu. Kumaha engke deh (gimana nanti aja deh).. s2 sih sudah pasti pengen ambil profesi psikolog, karena sayang banget kalau kuliah psikologi hanya sampai s1. Nanggung soalnya, mau praktek nggak bisa, paling banter jadi guru BP di sekolah2 yang notebene kerjaannya cuman ngurusin anak2 nyontek, aihh..

Jujur saja, saya agak pesimis mengenai peluang saya untuk bisa sekolah di luar negeri. Yang tadinya ngotot, sekarang udah agak pasrah. Dalam hati, yah kalo Tuhan mengizinkan, pasti Tuhan kasih jalan. Padahal, mestinya kita fight for what we want, right? Nah, saya kembali diingatkan untuk berjuang ketika mendengarkan lagu Ost. Laskar Pelangi dari Nidji. Saya teringat kembali kisah si Ikal dalam merantau di negeri orang. Bagaimana mungkin seorang anak dari desa di Belitong sana bisa hijrah ke Perancis, nggak tanggung2, di Universitas Sourborne pula! Kadangkala Tuhan kita memang tidak bisa dibatasi oleh akal sehat kita yang sangat sempit. Dia bisa melakukan segala sesuatu yang tampaknya tidak mungkin menjadi sangat mungkin. So.. Marilah kita berlari tanpa lelah dalam mengejar mimpi kita masing-masing, fight, fight, fight!! =)

Thursday, August 27, 2009

boundaries

Saya bisa dibilang termasuk orang yang tidak suka dibatasi. Tidak suka diatur-atur. Free-spirited girl.. Tapi ini tidak berarti saya suka melanggar peraturan juga lho, not at all. Saya menghargai peraturan-peraturan itu, karena saya sadar bahwa semua itu dibuat toh untuk kenyamanan kita bersama. Namun, ketika memasuki area pribadi kehidupan saya, nah kumat deh sifat pemberontaknya hihihi ;p Pemberontak atau keras yah?? Kira-kira sama deh hehe Pokoke saya termasuk orang yang tidak bisa (atau sulit sekali) dipaksa. Mesti disadarkan dengan logika (dan dengan kesabaran hati yang ekstra) baru bisa =D Pacar saya kayaknya menjadi pihak yang paling dipusingkan dengan sifat saya ini (maap ya, darlingg hehehe) Untungnya, dia termasuk orang yang (saya anggap) bisa memahami dan menerima dengan baik sifat saya yang agak ajaib ini..

Akan tetapi, Tuhan memang maha adil dan sungguh misterius.. Terdapat satu kondisi dalam tubuh saya yang mengharuskan saya diatur setiap hari. SETIAP HARI. Kondisi itu adalah alergi bahan kimia. Gejalanya dimulai beberapa bulan yang lalu, ketika badan bagian perut dan pinggang gatal-gatal menggila. Beneran deh, waktu itu saya persis sekali seperti monyet, kerjaannya garuk sini garuk situ.. Dan kalo udah gatel, rasanya pengen saya copotin aja ini kulit, karena nggak tahan dengan gatelnya, ckckck...

Setelah dikonsultasikan ke dokter kulit, ternyata saya alergi bahan kimia. Ibu dokter dengan entengnya mengeluarkan satu lembar kertas yang berisi sejumlah larangan yang harus saya patuhi, kalau saya mau sembuh dari gatel-gatel itu.. Setelah melihat isi kertas itu, saya cukup dikagetkan dengan fakta bahwa hampir 99% barang-barang yang kita gunakan itu mengandung bahan kimia. Dari pakaian saja, saya tidak diperbolehkan menggunakan produk pemutih, pelembut, pewangi pakaian. Belum lagi dari produk sabun, bedak, kosmetik, parfum, minyak kayu putih, balsam, dll. Bisa dibayangkan, berapa banyak larangan yang harus saya patuhi, ckckck.. Tapi tenang, setelah minum obat dokter dan menggunakan salep selama beberapa hari, gatel-gatel itu berhasil lenyap dari badan saya...

Selama beberapa bulan saya hidup tenang, tanpa diganggu rasa gatel yang menyiksa.. Tiba-tiba, tepat hari sabtu minggu lalu, bibir saya terasa kering sekali. Saya pikir cuma kering biasa saja, paling dipakein lip balm juga sembuh.. Eh, udah 3 hari nggak sembuh juga. Dan pas saya lihat di kaca, ternyata di bibir bagian atas ada semacam garis kemerahan yang mengikuti bentuk bibir saya. Jadi, saya seolah-olah sedang menggunakan lip liner warna merah, tapi hanya pada bibir bagian atas. Duh! Apalagi ini.. Saya coba konsultasikan dengan mama saya. Mama saya bilang, mungkin alergi buah naga yang saya makan hari sabtu itu (karena itu baru kali pertama saya makan buah naga). Oh iya kali, dalam hati saya.. Hari ke-3, hari ke-4, hari ke-5, kok nggak ilang-ilang nih garis merahnya?!! Akhirnya tadi sore saya ke dokter juga.. Begitu melihat bibir saya, si Ibu dokter langsung bilang, "Oh, ini mah sama penyakitnya sama yang dulu.." Dan sekali lagi, ia mengeluarkan sebuah kertas yang berisi larangan-larangan baru yang harus saya ikuti. OHHH NOOOO...!!

Kalau boleh saya ringkas sedikit, berikut ini beberapa larangan yang harus saya ikuti (demi keindahan bibir saya):
-dilarang menggunakan lip balm, lip gloss, lipstik yang berwarna tua, serta lipstik yang tidak mudah luntur (produk lip stick colour stay).
-hindari makan buah dengan cara menggigit kulitnya, karena getahnya berpengaruh buruk untuk bibir alergi.
-ketika makan buah, usahakan agar buahnya tidak menyentuh bibir.
-ketika makan makanan yang mengandung bumbu (misalnya makanan berkuah santan, rendang, dll.) dan cabai, usahakan untuk tidak menyentuh bibir.
-ketika minum jus buah (terutama jus jeruk), usahakan minum dengan sedotan, untuk menghindari iritasi pada bibir.
-hindari pemakaian pasta gigi yg mengandung bahan yang dapat merusak bibir.

Hmm, pretty good list, right?? Good bye lip gloss Victoria Secret-ku, good bye juga lip balm The Body Shop-ku, hiksss... Namun, dari sekian banyak petuah-petuahnya yang menyiksa tersebut, ada satu kalimat yang cukup melegakan hati saya : TIDAK ADA PANTANGAN MAKANAN. Hehehe..


natalie_ijonk

Friday, August 21, 2009

gemuk.. gemuk.. gemuk..

8 Agustus 2009, acara ulang tahun keponakan yang bertempat di sebuah salon nailspa di Jakarta Selatan.
Mama mertua dari kakak laki-laki saya (MMKLS) :" Lia, kok sekarang gemuk amat nih.."
Saya :" Hehehe.. Iya nih, Tante. Lagi liburan sih.." (sambil tersenyum-senyum meringis)
MMKLS :" Kurusin dong. Tuh liat si cici (kakak perempuan saya), biarin anaknya udah dua, tapi badan tetep jadi.."
Saya: "Hehehe.." (masih tersenyum-senyum meringis)
MMKLS :" Yah.. Kasih deh 5 kg-nya ke si koko (kakak laki-laki saya memang dilahirkan dan ditakdirkan kurus), biar dia gemukan dikit.."
Saya: "Hehehe.."

9 Agustus 2009, pembicaraan telepon antara kakak perempuan dengan mama saya.
Kakak: "Ma, bilangin tuh si Lia, jangan makan mulu. Udah gemuk gitu.."
Mama: "Ah, dia emang makan mulu. Susah kalo dibilangin.."
Kakak: "Iya sih.. Tapi dia sekarang udah bulet banget lho. Nanti susah cari baju."

10 Agustus 2009, ketika membukakan pintu untuk mbak saya yang baru balik dari kampungnya.
Ibu Gina (nama mbak saya): "Asalamualaikum, Non."
Saya: "Walaikumsalam, Bu. Sehat-sehat nih?"
Ibu Gina: "Alhamdulilah, Non. Non juga kayaknya subur banget nih, Non?"
Saya: "Hah?"
Ibu Gina: "Gemukan, Non, maksudnya.."
Saya: "Hehehe.." (ketawa pasrah)

21 Agustus 2009, seusai menghadiri acara seminar di kampus. Pas mau keluar ruangan, eh berpapasan dengan salah satu dosen saya yang dulu mengajar Psikologi Faal, yang juga adalah seorang dokter.
Saya: "Halo, Dok."
Pak Dosen: "Eh, kamu. Gemuk amat nih sekarang?"
Saya: "Hehehe.. Dokter juga gemukan nih kayaknya?"
Pak Dosen: "Kalo dosen gemukan mah biasa.. Tapi beneran lho, kamu kok bisa gemuk banget gini sih?"
Saya: "Iya nih, Dok.. Nggak tau juga kenapa, hehehe.." (ketawa pasrah)

Teman-teman sekalian, sesungguhnya saya tidak tahu apa saya memang segemuk dan sebulet itu, sampe banyak sekali orang yang bilang saya gemukan. Percakapan yang di atas baru secuplik dari sekian banyak orang lain yang bilang hal yang serupa (pacar saya kayaknya yang paling sering kedua, setelah papa dan mama saya). Tapi setelah percakapan dengan dosen saya itu, saya merasa, mungkin ini cara Tuhan mengingatkan saya untuk menurunkan berat badan saya. Memang, angka di timbangan belum sampe bombastis banget sih, tapi kenaikannya sudah cukup signifikan lah.. Sejujurnya, saya termasuk orang yang beranggapan bahwa, untuk jadi seorang perempuan yang cantik tidak dibutuhkan badan yang kurus ceking. Makanya selama ini (yah at least sampai saat ini) saya tidak pernah berdiet. Ikut nge-gym pernah, tapi untuk semata-mata membuat badan lebih sehat.

Sooo... Mengingat besok adalah hari pertama puasa, saya dan 3 orang teman sudah berjanji untuk ikutan berpuasa. Bukan 100% puasa sih, tapi puasa karbohidrat saja :) dan tentu saja, makanan yang manis2 dilarang juga yah (kopi, es teh manis, biskuit, kue, dll). Doakan semoga berhasil yah dietnya hehehe..

Ps: Untuk semua orang yang sudah bilang saya gemukan, saya ucapkan terima kasih. Saya menganggapnya sebagai bentuk kepedulian kalian kepada saya dan bentuk motivasi bagi saya untuk bisa memiliki tubuh yang lebih sehat (dan singset tentunya hihihihi)..

Salam,

natalie_ijonk

Friday, August 14, 2009

some 'wise' words..

Tepat 2 hari yang lalu, mama saya memberikan sebuah buku yang berisi kata-kata mutiara dari bahasa mandarin yang telah di-translate ke bahasa indonesia.
Mama: " Lia, ini buku bagus nih, isinya kata-kata mutiara.."

Saya: "Oh ya? U dapet dari mana?"

Mama: " Enak aja dapet, mama beli, tau!"

Saya: "Ohh.. Tumben, hihihi.."

(Melalui percakapan ini, saya menarik kesimpulan, mungkin si mama menyuruh saya baca buku ini karena merasa sudah harus mengeluarkan uang untuk membelinya, alias nggak rela kalo buku itu dianggurin ;p)

So, malam harinya saya bawa buku itu ke kamar, dan saya letakkan begitu aja di atas meja tanpa saya buka satu halaman pun. Nah, kemarin siang, saya lagi nggak ada kerjaan, nunggu dijemput pacar. Daripada bengong, saya memutuskan untuk melihat-lihat buku ini. Saya main asal buka aja, karena niatnya cuman mau 'lihat-lihat' bukan baca sungguhan hehe.. Eh, pas saya buka, saya cukup dikagetkan dengan salah satu artikel yang judulnya : DI RUMAH TUKANG MASAK YANG BAIK, KELUAR WANITA YANG ANGGUN, DI ATAS RANJANG WANITA YANG JALANG. What the.. ??!! Akhirnya, karena merasa tertarik dengan judulnya yang agak2 ajaib itu, saya memutuskan untuk membaca lebih lanjut.. Ternyata, artikel ini berisi wajangan mengenai bagaimana menjaga keharmonisan rumah tangga, yang kalau boleh saya kutip, "Faktor utama keharmonisan suami istri sangat tergantung pada kejujuran, kesetiaan, kerajinan, kebijaksanaan sang istri." Hmm..

Berikut ini merupakan 3 kemampuan yang harus dimiliki istri untuk dapat menjaga keharmonisan rumah tangga:
1. Sang istri harus pandai memasak (kata buku tersebut, selain untuk alasan penghematan & kebersihan makanan, juga untuk dapat menyajikan makanan yang sesuai selera suami, dan untuk membuat suami menjadi lebih suka dan lebih sayang kepada istri.)

2. Sang istri harus berpenampilan rapi, anggun, enak dipandang mata.

3. Sang istri harus pandai merayu, memuaskan hasrat, dan kebutuhan biologis suaminya dengan menggunakan berbagai cara dan variasi untuk menyenangkan pujaan hatinya.



Pas saya selesai membaca artikel ini, saya cuma bisa berkata, " MAKSUD LOE???!!!"





Jadi kalo rumah tangga itu nggak harmonis, semata-mata salah istrinya, gitu?? Karena masakannya kurang enak, kurang bisa berpenampilan menarik, atau kurang hot di ranjang??? Terus, di mana peran suami dalam menjaga keharmonisan rumah tangga??



Saya tidak bermaksud mendiskreditkan pengarang buku tersebut, atau bilang bahwa kata-kata mutiaranya salah.. No offense. Tapi coba deh, kita pikir lagi. Rumah tangga itu kan dibangun bersama oleh suami dan istri. Jadi, mestinya yang bertanggung jawab atas keharmonisan rumah tangga itu ya dua-duanya dooonngggg, masa cuman si istri aja? Aduh, aduh, kasian amat sih istri-istri ini..



Nggak heran sih, dalam kajian literatur ilmiah pun, dikatakan bahwa pernikahan itu lebih menguntungkan pihak laki-laki daripada perempuan. Kenapa? Karena ada yang ngurusin lahir batin. Nah, tinggal perempuannya yang kerepotan. Ngurusin suami, ngurusin anak, ngurusin rumah, ngurusin pekerjaan (kalau istrinya bekerja). Siapa bilang ibu rumah tangga itu tidak bekerja? Ya pekerjaannya mengurus rumah tangga itu..



Tiga kriteria suami yang baik (versi saya):

1. Suami harus mau membantu istri mengerjakan pekerjaan rumah tangga.


2. Suami harus loyal kepada istri (artinya, kalau istrinya mau beli tas Chanel, ya relakan saja kartu kreditmu hihihi).

3. Suami harus mau memperhatikan kebutuhan istrinya, jangan kebutuhan dirinya saja! Artinya, jangan hanya mau dilayani saja, tapi juga mau melayani..






natalie_ijonk




Thursday, August 13, 2009

mental breakdown

Kenapa yah belakangan ini banyak artis2 yang mengalami mental breakdown?? Saya nggak tau definisi ilmiahnya sih, tapi kalo boleh dibilang dengan gamblang, mereka tiba2 jadi seperti orang gila. Ehm, crazy is a pretty strong word, tapi kayaknya cukup mewakili perilaku mereka yang aneh2 itu sih.. Dulu kita semua tau ada artis hollywood berinisial BS yang cukup lama menjadi headline dunia hiburan karena ulahnya yang macem2 itu. Baru2 ini ada lagi artis hollywood berinisial MB yang kabarnya masuk rumah sakit karena alasan psikis. Well well, artis indonesia juga nggak mau kalah dong. Baru 2 hari yang lalu saya iseng2 liat youtube (taunya juga dari teman melalui facebook), katanya ada artis berinisial M yang bikin video aneh. Karena penasaran dengan teman saya yang ngabarin di facebook, saya segera lihat youtube. Dan ternyata memang videonya aneh. Lebih tepatnya, attention-seeking banget. Masa merekam diri sendiri lagi nangis2 terus di-upload di internet? Buat apa coba..

Entah kenapa, pas ngeliat video itu, saya lalu bertanya2, apa orang ini sedang mengalami indikasi mental breakdown juga yah? Dan entah kenapa juga, saya yakin bahwa jawabannya iya hahahaha call me cruel, call me evil ;p Apalagi pas saya melihat video2 berikutnya, yang isinya M sedang nyanyi2 trus ngata2in teman2 SD nya yang katanya dulu jahatin dia sambil ketawa menggila gitu, dalam hati saya bilang, wah ini sih indikasi bipolar disorder nih.. Abis nangis2 terus ketawa2, nari2, ngata2in orang.. Mohon dimaklumin yah, saya adalah psychologist-wanna-be, jadi ada kecenderungan melihat orang melalui kacamata teori2 psikologi, apalagi kalo perilakunya udah menjurus ke abnormalitas hihihihi..

Sebenernya kalo mau lebih jeli melihat orang2 di sekitar kita, banyak juga orang biasa yang mengalami mental breakdown. Cuma, kadang tidak terdeteksi, karena pihak keluarga pasti berusaha menutupi2.. Sekarang ini tahun 2009, tapi kalo mau ngomongin orang2 dengan gangguan jiwa, kayaknya nggak beda jauh deh sama jaman dulu. Orang2 yang mengalami gangguan jiwa pasti udah keburu dicap negatif dulu, sampe2 pihak keluarga memandangnya sebagai aib. Dikucilin, ditelantarkan di rumah, dikurung, atau dikirim ke desa biar nggak ada yang tau.. Aneh yah, orang bisa dengan santai bilang, "Suami saya kena stroke", tapi mana bisa bilang "Suami saya kena skizofrenia?" Mungkin ini juga yang memotivasi saya untuk menjadi psikolog klinis. Saya terbeban dengan mereka2 ini, orang2 yang ketika sudah didiagnosis menderita gangguan tertentu, biasanya akan 'dibuang'. Apakah kita nggak sadar bahwa mereka ini, meskipun memiliki embel2 gangguan kejiwaan, tetap manusia? Punya hati, punya perasaan..
Dan lagi, diagnosa ini bukan harga mati kok. Dalam artian, meskipun menderita gangguan kejiwaan, mereka sebenarnya tetap bisa berkarya asal masyarakat mau sama2 memfasilitasi. Buktinya, Robert Schumann, salah satu pianis terbesar zaman romantik, adalah salah satu penderita bipolar disorder. Tapi justru di saat2 dia mengalami perubahan mood yang ekstrem itu lah, karya2nya dihasilkan..

Salam,

natalie_ijonk

Tuesday, August 11, 2009

captivated..inspired..

Hari ini saya masih dalam suasana terkagum2 dengan peserta Asean International Concerto Competition (yang sekarang sedang berlangsung di YMJ cabang BSD).. Ok, so here's the story.

Ceritanya kemaren saya pergi menonton kompetisi itu dengan guru piano saya. Tadinya nggak ada niatan mau nonton, karena tempatnya nan jauh di sana, dan saya tidak ada kendaraan.. Tapi nasib berkata lain, guru piano saya secara tiba2 ngajakin nonton dan pergi bareng, jadilah saya pergi. Kompetisi untuk piano dan biola ini dibagi menjadi 3 kategori berdasarkan usia. Kategori A untuk usia 8-13 tahun, kategori B untuk usia 13-21 tahun, kategori C untuk usia 21-26 tahun (kalo nggak salah hehehe). Yang kemaren saya tonton adalah babak penyisihan kategori C dan babak semifinal kategori A. Karena ada embel2nya international competition, sudah bisa ditebak kalo pesertanya dari mana2, ada yang dari Thailand, Vietnam, Korea, China, bahkan katanya ada yang dari Afrika Selatan segala.. Sungguh terkagum2 deh dengan semangat anak2 ini untuk bertanding. Mereka rela datang jauh2 ke Indonesia, rela izin dari sekolah, rela latihan berjam2 untuk mencapai cita2nya.. Untuk kategori A, mereka harus main 1 etude dan 1 karya polifoni untuk penyisihan, dan 1 bagian sonata dan 1 lagu untuk babak semifinal. Semua karya dimainkan dengan HAFAL.

Satu kejadian yang cukup 'menampar' saya adalah pas saya melihat satu peserta dari Thailand main Chopin Etude op. 25 no. 9 'Butterfly'. Anaknya sih kecil, diperkirakan usia 8-10 tahun, kurus ceking pula, tapi tangannyyaaa dong, alamak! Jari2nya yang kurus2 dan panjang2 itu dengan terampilnya menari di atas tuts, persis seperti kupu2 *lebai mode ON* hehehe pas liat dia main, saya sempet flashback ke saat2 dimana saya main lagu itu.. Kira2 5 tahun yang lalu, pas saya masih PC 1. Saya belajar lagu itu kurang lebih 6-8 bulan, karena untuk bahan ujian tahunan. Walaupun lagunya cuman 2 halaman, dan kalo dimainin nggak nyampe 3 menit, tapi belajarnya susaaahhh banggeeet karena mesti lincah dan cepet, juga menuntut tangan untuk dibuka lebar2 (banyak not2 yg lompat).. Malahan dulu Ibu Kuei Pin udah rekomendasi untuk ganti lagu, karena katanya nggak cocok dengan tanganku yang 'agak2 pendek' hmmm..

Pas liat dia juga, terbersit perasaan malu, karena merasa anak2 ini pada hebat2 amat.. Kayaknya pas dulu saya seusia mereka, saya tidak sehebat dan sekeren itu (pastinya tidak ikut kompetisi tingkat internasional)..


Tapi peristiwa ini membuat saya berpikir, memang yah segala sesuatu yang dikerjakan dengan kerja keras dan perjuangan akan terlihat juga hasilnya, cepat atau lambat. Buktinya, anak kecil aja bisa kok main lagu yang tingkatannya advance. Mungkin dia harus latihan ekstra keras selama berpuluh2 jam, selama berbulan2, tapi kerja keras itu toh membuahkan hasil..Jangan pernah alasan, saya mah masih muda, saya mah kurang pengalaman, saya mah kurang ini kurang itu.. Fight for what you want, for what you believe in. Semangat berlatih lagi! (^_^)// thanks little kid for inspiring me through your performance yesterday.. Ayo latihan, latihan...

Thursday, August 6, 2009

PERFECTionism

Perfectionism: a personal standard, attitude, or philosophy that demands perfection, and reject anything else (Webster's Encyclopedic Unabridged Dictionary of The English Language, p. 1552).

Apakah Anda seorang perfeksionis?? Well, I think I'm a little bit perfectionist ;p Yah, kalo skala 1-10, mungkin masih ada di 4 atau 5. Tadinya saya merasa bahwa menjadi seseorang yang perfeksionis itu bagus, atau setidaknya normal. Bukankah kita memang harus mengerjakan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya? Kalau kita nggak berusaha mengerjakan dengan sebaik-baiknya, bagaimana hasilnya bisa memuaskan, ya kan? Ya, bener sih.. Memang kita harus mengusahakan yang maksimal, tapi bukan berarti kita harus menjadi seorang perfeksionis lho..

Saya baru aja disadarkan dengan hal ini beberapa hari yang lalu. Peristiwa lengkapnya nggak akan ditulis (mengingat mungkin ada pihak yang tidak berkenan ceritanya dipaparkan dengan gamblang). Peristiwa ini menyadarkan saya bahwa, menjadi seorang perfeksionis itu bagus hanya dalam batas tertentu. I'm not saying that it's bad at all, tapi ketika sudah mencapai titik tertentu, it's pretty annoying, especially in a relationship with other people.. Jangankan dalam berpacaran, dalam kerja kelompok aja kadang-kadang cukup membuat suasana kerja menjadi nggak enak.. Kurang ini lah, kurang itu lah, kok yang ini begini, kayaknya masih bisa lebih bagus deh.. Mungkin kita nggak sadar, tapi terkadang sifat kita yang satu ini menyinggung perasaan orang lain. Membuat mereka seolah-olah tidak dihargai..

Selain menyinggung perasaan orang lain, yang berarti merugikan orang lain, sifat perfeksionis juga sebenarnya merugikan diri kita sendiri. Kenapa? Karena kita akan terus menerus dikecewakan dengan hak-hal kecil, yang sebenernya nggak terlalu penting. Kita mungkin berharap segala sesuatu dapat berjalan sempurna, but you must know that in this world, nothing is perfect. Either you want to keep demanding, or you can just accept it and be grateful for what you have.. Kadang gue merasa, by being a perfectionist, kita cuma melihat titik hitam kecil di antara satu lembar kertas yang putih bersih.. Cuma karena titik hitam kecil itu, semua yang putih tidak dianggap lagi.

So, this is the different between perfectionist and not perfectionist. Orang yang tidak perfeksionis mungkin akan mengusahakan segala sesuatu dengan semaksimal mungkin, tapi ketika terjadi kesalahan, dia bisa tetap bersyukur dengan hasil pekerjaannya, dan tidak terlalu kecewa dengan apa yang terjadi. Sebaliknya, orang perfeksionis akan mengusahakan segala sesuatu dengan semaksimal mungkin, dan ketika terjadi kesalahan, dia akan kecewa kemudian menganggap semua yang telah dikerjakannya sia-sia. Dia akan terus membicarakan kesalahan tersebut, menyesalinya, menggerutu..

Being a perfectionist is good?? Well, setelah peristiwa yang saya alami, saya jadi merevisi pandangan gue itu. Sekarang, saya sedang mencoba untuk melihat setiap peristiwa dari sudut pandang yang lebih positif. Bahasa lainnya, bersyukur. Have a good day, everyone.. :)

Wednesday, July 22, 2009

Here i am..

Hello guys :) here i am, making a blog. It's weird, you know, to make a blog.. People will know what you think, what you really are, and then usually they gonna judge you (well, hopefully not). Yah, itu semua akan terjadi kalo ada orang di dunia ini yang bersedia meluangkan waktu di tengah-tengah padatnya jadwal (berhubung orang jakarta biasanya sibuk, atau sok sibuk haha) untuk menyalakan komputernya dan rela bayar biaya internet HANYA UNTUK membaca tulisan seseorang yang, umm bisa dibilang, nggak penting. Dan karena sekarang ini orang-orang lebih tertarik untuk log-in ke situs-situs pertemanan, so i think i don't need to be worried about what pepople gonna think about my blog..

I always like to write, and fortunately, i have plenty of time to write lately, because i'm still in holiday.. So here i am, expressing myself, my idea.. Well, nggak semuanya yang ada di kepala ini dituangin ke blog, because i think there's always a secret for everyone to keep.. Hmm.. Welcome to my blog..