Pernahkah kalian menemukan jalan buntu ketika melakukan sesuatu? No matter how hard you try, you keep failing and failing. Seolah-olah ada tembok penghalang besar yang merintangi jalan kalian. It’s really frustrating. Gemesin. Aaaarrrggghhh…!!
As a teacher, I face this kind of condition all the time. Jangan bayangkan ketika kalian memutuskan untuk jadi seorang guru, kalian akan selalu punya murid yang manis-manis; murid yang selalu mendengarkan ketika kalian sedang menjelaskan sesuatu, yang selalu mengerjakan PR yang kalian berikan, atau yang selalu mengingat apa yang kalian minta mereka hapalkan. In fact, kalian akan menemukan anak-anak yang sulit. Anak-anak yang akan membuat kepala cenut-cenut, dan membuat kalian ingin berteriak keras sekali karena dipenuhi dengan perasaan frustrasi yang amat sangat..
I’ve teached this little girl for almost 15 months. Kita sebut saja J. Di usianya yang 9 tahun, perawakannya lebih menyerupai anak 6 tahun, kurus mungil. Jari-jarinya pun kurus, dan terkesan sangat fragile. Pertama kali saya mengajar J, tidak ada kesan yang berarti. Kemampuan baca notnya tergolong rata-rata. Dan anaknya pun tidak malas (well, setidaknya yang saya tahu). Namun setelah beberapa waktu, saya mulai menyadari bahwa J sepertinya lack of attention. Ketika saya hendak mengatakan sesuatu padanya, saya harus mengulanginya 3-4 kali, baru ia mengerti dan melakukan apa yang saya minta. Pernah malah, ketika saya minta dia memainkan sebuah lagu hanya dengan tangan kanannya saja, saking saya capek mengulang dan mengulang, saya langsung meletakkan tangan kirinya di pangkuannya, baru ia mengerti apa yang saya katakan. Selain itu, J juga sangat minus dalam musikalitas. Lagu sedih jadi tidak seperti lagu sedih. Lagu riang pun jadinya lebih seperti ‘berantakan’ daripada ‘riang’. Kalau saya sedang menjelaskan sesuatu, matanya sibuk melihat kemana-mana, ya ke langit-langit, ke kolong piano, ke segala arah kecuali saya..Sungguh saya habis akal menghadapi anak yang satu ini!
Tahun ini saya harus membimbing J untuk menghadapi ujian akhir tahun (supaya dia bisa naik ke tingkat). Saya bingung sendiri, cara apa yang harus saya gunakan agar dia bisa memainkan sebuah lagu dengan baik? Ayah saya selalu bilang, tidak ada anak yang benar-benar malas atau bodoh, yang ada hanyalah orang tua dan guru yang tidak bisa mengarahkan anak tersebut. Rasanya ingin sekali saya membantah apa yang ayah saya katakan tersebut. Karena dengan menyetujuinya, tinggal-lah saya menjadi seorang guru yang gagal mendidik muridnya.. Well, masih ada sekitar 8 bulan lagi menuju akhir tahun. Semoga 8 bulan ini, saya bisa diberikan hikmat dan kesabaran yang cukup untuk membimbing J mengikuti ujian akhir tahun. I know it’s not going to be easy, but I’m going to fight like hell because I believe that every student deserves the best from their teacher. God, please give strength to do this..
No comments:
Post a Comment