Friday, October 23, 2009

one in a million

Huuuaaa capek! Jam 20.40 baru nyampe rumah, dan sekarang (21.30) baru aja kelar mengirim data-data hasil olah data ke teman2 satu tim.. Jadi begini ceritanya, saya dan beberapa teman di kampus dipercaya untuk mewakili fakultas mengikuti sebuah lomba di sebuah universitas di Jawa Timur sana (ciieellah..) Dan karena baru terima kabar 2 hari yang lalu, sementara deadline pengumpulan materi adalah tgl27Okt, jadilah kita ngibrit tunggang-langgang mengerjakan semuanya.. Mulai dari cari topik, buat angket, sebar angket, olah data, sampai disusun menjadi sebuah poster untuk dikirim via e-mail.

Yang ingin saya bagikan malam ini bukanlah cerita mengenai terpilihnya saya untuk ikut lomba tsb, tapi pengalaman berharga selama proses pengolahan data yang barusan saja terjadi bersama seorang teman dan seorang dosen yang menurut saya... sangat luar biasa!

Begini ceritanya.. Tadi sore, tepatnya jam 16.00, saya dan teman saya (sebut saja NM) harus menunggu untuk dapat bertemu dengan Bapak T, seorang dosen yang akan membantu kami mengolah data. Ditunggu-tunggu, akhirnya jam 17.30 kita baru bisa bertemu dengan Bapak T,karena beliau baru selesai rapat. Jam 17.30 pun tidak langsung mengerjakan, tapi harus menunggu lagi, kurang lebih sampai jam 18.00 karena beliau harus mengurusi mahasiswa lain yang hendak meminjam alat tes.

Jam 18.00 pun dimulai proses pengolahan data.. Detail statistik-nya dilewatkan saja yah? =b selain tidak begitu paham, agak2 nggak pede kalo ngomongin angka2 hehehe bukan bidangnya soalnya! Nah, kita selesai mengolah data sekitar pukul 20.15. Selama proses pengolahan data berlangsung, Bapak T ini begitu sungguh2 meladeni setiap pertanyaan 'bodoh' kita seputar statistik (ya iya lah, orang kaga ngarti!), dan begitu serius menjelaskan gambaran hasil penelitian kita. Meskipun matanya sudah terlihat sayu, posisi duduknya pun udah bersender ke kursi, tangan kiri menopang kepala, sambil sesekali menguap, beliau tetap serius dan penuh senyum dalam mengerjakan pengolahan data ini sampai selesai.

Terus di mana bagian yang luar biasanya? Ketika sedang mengolah data, beberapa kali Bapak T menerima telpon (yang kalau saya tebak dari istrinya). Dari pembicaraannya tsb, saya pun tahu bahwa anaknya sedang sakit. Dan, ternyata beliau pun sedang sakit, karena (lagi-lagi dari pembicaraannya di telpon), beliau meng-cancel janjinya untuk ke dokter gigi untuk tambel gigi. Udah gitu, beliau ini nggak sungkan-sungkan untuk berbagi brownies dengan kita =b mungkin tampang2 kita udah tampang2 kelaperan banget kali yah hahahaha..Plus, pas kita pulang, Bapak T ini 'menghadiahkan' masing2 dari kita sepotong kue-nya, ckckckck.. Udah diolahin data, nebeng laptop, dapet konsumsi pula..

Setelah pulang, baru saya terkagum2 dengan kebaikan dan ketulusan hati Bapak T dalam melayani mahasiswanya. Emangnya kite ini siape sampe die segitunye??!! Tapi Bapak ini nampaknya tidak pernah membeda2kan siapa orang yang dibantunya, juga dengan siapa ia berhubungan. Ketika jalan keluar menuju jalan raya, sepanjang jalan Bapak T ini menegur setiap satpam dan petugas sekuriti yang ada di kampus. Dan canggihnya, ia tahu nama mereka satu per satu! Ckckck..Benar-benar lho, Bapak ini contoh nyata dari perumpamaan 'semakin berisi, padi akan semakin merunduk'. Kadang saya merasa malu sendiri, kok bisa yah orang hebat seperti beliau ini bisa begitu rendah hati dan mau melayani sesama?? *masih terkagum-kagum*

Ayuk yuk, kita mulai berbuat kebaikan dengan hal2 kecil yang bisa kita lakukan =) saya yakin, sebuah perbuatan yang sederhana pun dapat berdampak besar jika dilakukan dengan ketulusan hati..

3 comments:

  1. wah, enak dapat brownies... gue juga setuju dengan segala kebaikan dan kerendahan hati Mr. T (kenal nih, kebetulan 1 fakultas dg si penulis blog, haha)... Si Mr. T pernah rela pulang tengah malam utk meladeni gue dan teman gue demi sebuah penelitian.. (kasusnya sama nih...) bahkan beliau menawarkan utk nginep di rumahnya jika gak selesai.. waduh... ketika beliau sibuk olah data angka2 yg aneh2 itu... dr raut mukanya tdk terlihat lelah, pdhl jujur aj.. gue udah menguap lbh dari 3 kali secara udah malem banget.. . luarr biasaa.. sangat mengagumkan.. beliau pun pernah bilang ke gue... gak mau memungut bayaran sepeser pun utk masalah kayak gini karena menurut beliau mencari uang tdk sama dengan berbagi ilmu... karena ilmu dan uang itu mnrt beliau punya jalur berbeda... mantaapp..

    ReplyDelete
  2. setujjuuu... hidup Bapak T!!! =) hehehe

    ReplyDelete
  3. jadi teringat dengan dosen saya, salut untuk orang2 seperti itu, yuk kita belajar agar kelak seperti itu juga.,...

    ReplyDelete